Friends

This is default featured post 1 title

A normal paragraph Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. A normal paragraph Ea eam. A normal paragraph Ea eam

This is default featured post 2 title

A normal paragraph Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. A normal paragraph Ea eam. A normal paragraph Ea eam

This is default featured post 3 title

A normal paragraph Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. A normal paragraph Ea eam. A normal paragraph Ea eam

This is default featured post 4 title

A normal paragraph Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. A normal paragraph Ea eam. A normal paragraph Ea eam

This is default featured post 5 title

A normal paragraph Ea eam labores imperdiet, apeirian democritum ei nam, doming neglegentur ad vis. A normal paragraph Ea eam. A normal paragraph Ea eam

Sejarah Musik Jazz di Indonesia

Sejarah Musik Jazz di Indonesia
Musik Jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.


Musik Jazz

Nama-nama musisi yang masih diingat adalah Soleano, Garcia, Pablo, Baial, Torio, Barnarto dan Samboyan. Selain bermain di Jakarta, seperti di Hotel Des Indes (sekarang Duta Merlin Plaza) dan Hotel Der Nederlander (jadi kantor pemerintahan), mereka juga bermain di kota lain, seperti di Hotel Savoy Homann – Bandung dan di Hotel Oranje (Yamato) – Surabaya.

Pada tahun 1948, sekitar 60 musisi Belanda datang ke
Indonesia untuk membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal. Salah satu musisi Belanda yang terkenal adalah Jose Cleber. Studio Orkestra Jakarta milik Cleber mengakomodasi permainan musik California. Band-band baru bermunculan seperti The Progressive Trio, Iskandar’s Sextet dan Octet yang memainkan jazz dan The Old Timers yang memainkan repertoir Dixieland.

Pada tahun 1955, Bill Saragih membentuk kelompok Jazz Riders. Ia memainkan piano, vibes dan flute. Anggota lainnya adalah Didi Chia (piano), Paul Hutabarat (vokal), Herman Tobing (bass) dan Yuse (drum). Edisi selanjutnya beranggotakan Hanny Joseph (drum), Sutrisno (saksofon tenor), Thys Lopis (bass) dan Bob Tutupoly (vokal).

Band jazz yang terkenal tahun 1945 – 1950 di Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack Lesmana, ayah Indra Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy Chen, Jopy Chen (bass), Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen Leng (gitar), Didi Pattirane (gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem (clarinet).

Nama-nama musisi jazz di Bandung tahun 50 – 60an adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop Talahahu (saksofon tenor), Leo Massenggani, Benny Pablo, Dolf (saksofon), John Lepel (bass), Iskandar (gitar dan piano) dan Sadikin Zuchra (gitar dan piano).

Musisi-musisi muda di Jakarta bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano), Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar), Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.

Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.

Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.

Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa Java Jazz Festival.

Source

Sejarah, Artis, dan Musik

Sejarah, Artis, dan Musik
Kehadiran artis-artis asing ke Indonesia tampaknya semakin tidak dapat dibendung lagi. Fenomena kehadiran artis asing ke Indonesia sebagai bagian dari industri musik panggung merupakan suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah industri musik di tanah air.
Pada saat orde lama mendatangkan artis asing dapat digolongkan sebagai tindakan melawan pemerintah. Hal itu disebabkan kebijakan pemerintah Soekarno melarang musik Barat yang digolongkan sebagai musik Ngak Ngik Ngok. Jangankan mendatangkan, memainkan lagu-lagu Barat saja dapat dikenakan hukuman penjara, seperti yang di alami band legendaris Koes Plus di Jakarta dan Bharata band di Surabaya.Beberapa penyanyi lainnya harus bolak-balik diinterogasi kejaksaan. Musik pada saat itu lebih mewujud sebagai alat politik, yaitu menentang neokolim.
Wujud tersebut masih nampak pada masa peralihan dari orde-lama ke orde-baru. Pada masa peralihan tersebut ABRI banyak memegang peran bagi perkembangan musik panggung di Indonesia. Peran tersebut di antaranya melalui program Panggung Prajurit. Suatu program pertunjukan musik di berbagai daerah untuk mengintegrasikan ABRI dengan rakyat dalam menghadapi komunis. Wujud politik dalam musik di sini diartikan sebagai pembalikan nilai. Nilai-nilai yang dominan anti-Barat pada masa Soekarno dibalikan oleh ABRI. Dalam Panggung Prajurit, para artis banyak menyanyikan lagu-lagu populer, era Soekarno dikenal dengan musik hiburan, yang pernah dilarang pemerintah. Pada masa peralihan ini banyak menimbulkan keraguan pada masyarakat mengenai eksistensi musik Barat di Indonesia. Apakah sekarang masyarakat Indonesia boleh memainkan lagu-lagu Barat atau unsur-unsur musik yang merusak?
Keraguan masyarakat segera terjawab ketika ABRI melalui BKS-Kostrad mengadakan kerjasama dengan Hotel Indonesia mengadakan pertunjukan band Blue Diamonds ke beberapa daerah di Indonesia dalam suatu rangkaian tur musik. Hal itu berlangsung dari Desember 1965 sampai Januari 1966. Pada pertengahan 1960-an grup musik asal Belanda ini sedang berada dalam puncak popularitas internasionalnya. Para pemain Blue Diamonds adalah pemuda-pemuda kelahiran Depok dan Cimahi, Jawa Barat.
Blue Diamonds dapat dikatakan sebagai artis Barat yang pertama kali datang ke Indonesia setelah Soekarno runtuh. Dan satu-satunya artis asing yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Kedatangannya ke Indonesia sangat berarti bagi proses pembalikan nilai yang dilakukan ABRI, dari orde-lama yang membatasi segala hal berbau Barat ke orde Baru yang tidak anti-Barat.
Pada perkembangan selanjutnya kehadiran artis-artis asing dalam panggung-panggung musik di Indonesia mulai sering ditampilkan. Hal itu lebih terasa pada masa awal tahun 1970-an. Ketika Indonesia mengalami tingkat perekonomian yang semakin membaik seiring dengan Boom Minyak. Pada era ini, kehadiran artis asing ke Indonesia tidak lagi mewujud sebagai politik melainkan sebagai bisnis.
Eforia orde-baru yang membolehkan musik Barat dan peningkatan ekonomi yang terjadi saat itu dapat dikatakan sebagai kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan industri musik di Indonesia. Termasuk industri musik pertunjukan. Anak-anak muda berlomba mendirikan grup band dengan berkiblat ke Barat. Hotel-hotel dan tempat-tempat hiburan pun menjadi ajang pertunjukan. Selain menghadirkan artis dalam negeri tidak jarang mereka menghadirkan artis luar negeri. Selain sebagai selingan, kedatangan artis asing juga mempunyai daya jual yang tinggi.
Kedatangan artis asing tidak dapat dilepaskan adanya akses untuk menghadirkan artis-artis asing yang dibuka oleh anak-anak muda Indonesia yang menggilai musik. Mereka pada umumnya berasal dari kelas menengah atas Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di luar negeri. Misalnya, Denny Sabri yang pernah malang melintang di Jerman dan Amerika Serikat serta Peter Basuki di Belanda. Di luar negeri, mereka tertarik dengan dunia musik pertunjukan dan mulai masuk lingkaran orang-orang dalam industri musik panggung.
Kedua orang itulah yang kemudian berhasil mendatangkan super grup rock saat itu, Deep Purple, ke Indonesia pada 4-5 Desember 1975. Pertunjukan yang mereka hadirkan adalah suatu peristiwa paling fenomenal dalam industri musik panggung di Indonesia. Cerita sukses kedatangan Deep Purple bergaung lama, hal itu disebabkan liputan yang sangat luas dari media massa. Terutama majalah Aktuil yang saat itu menjadi “panduan” para pecinta musik Indonesia. Jumlah penonton yang spektakuler untuk saat itu (sekitar 30.000 orang), kerusuhan yang terjadi hari kedua pertunjukan, kematian salah seorang kru Deep Purple yang jatuh dari hotel tempatnya menginap, serta kematian petugas pengaman saat pertunjukan berlangsung menjadi pembicaraan yang tak habis-habisnya.
Meskipun harus menanggung kerugian yang diakibatkan pembakaran-pembakaran oleh penonton yang terjadi di sekitar stadiun pertunjukan tersebut dapat dikatakan sukses. Denny Sabri dan Peter Basuki mendapat keuntungan. finansial yang besar. Padahal saat itu mereka tidak menggunakan sponsor. Selain laporan hangar binger pementasan, masalah “dapur” ini juga mendapat sorotan berbagai media massa seperti Break Event Point nya modal yang mencapai tujuhpuluh juta rupiah, jumlah bayaran artis, dan jumlah keuntungan yang didapat oleh promotor. Sisi-sisi bisnis mulai dibahas secara terbuka.
Meskipun kesuksesan Deep Purple bukan faktor tunggal yang menentukan pertumbuhan industri musik panggung, tetapi tidak dapat disangkal bahwa dari peristiwa tersebut masyarakat menjadi lebih terbuka bahwa bisnis musik panggung yang mendatangkan artis asing sangat menguntungkan. Meskipun disadari juga banyak resikonya, seperti kerusuhan.
Gelombang pasang artis asing ke Indonesia terjadi pada tahun 1980-an, sama seperti promotor tahun 1970-an, kebanyakan promotor nasional musik panggung adalah mereka yang terdiri dari anak-anak muda yang termasuk kelas menengah atas. Luasnya jaringan yang mereka miliki membuka akses terhadap artis dan sponsor. Penggunaan sponsor dalam musik panggung yang mendatangkan artis asing semakin marak sejak tahun 1980-an. Hal itu disebabkan pertunjukan musik merupakan media yang efektif untuk beriklan. Alasannya adalah jumlah penonton dalam setiap pertunjukan, kelas sosial penonton yang bisa dilihat dari tingginya harga tiket yang dijual, dan anak muda sebagai konsumen yang potensial.
Keberhasilan pementasan musik panggung di Indonesia selama pertengahan tahun 1980-an tidak lepas dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk konsumsi golongan muda. Sponsor terbesar dalam setiap pementasan musik di Indonesia adalah perusahaan rokok. Ketergantung pada sponsor dalam mementaskan artis asing disebabkan pembayaran artis menggunakan dollar Amerika, sehingga harga tiket menjadi tinggi dan sulit dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Manfaat sponsor adalah menyubsidi harga tiket yang harus ditanggung penonton. Harga tiket penonton tidak dapat menutupi biaya produksi.
Perkembangan industri musik panggung sejak pertengahan 1980-an telah berkembang dengan baik. Pada era tersebut sampai menjelang reformasi artis-artis asing kelas dunia telah dihadirkan oleh promotor Indonesia. Sejak era reformasi sampai tahun 2006-an dapat dikatakan industri musik panggung yang menampilkan artis asing sedang tiarap. Hal itu lebih karena alasan kondisi keamanan yang membuat artis asing berpikir duakali untuk mentas di Indonesia. Bukan faktor ekonomi, karena kelas menengah atas tetap memadati setiap pementasan. Semoga kehadiran artis asing dapat membangkitkan kembali industri musik panggung Indonesia. Akan tetapi, kita tentu akan lebih gembira bila promotor Indonesia menjadikan artis Indonesia sebagai artis asing di luar negeri.


by:
Muhammad Mulyadi
Peneliti Sejarah Industri Musik, dosen Jurusan Sejarah Unpad

Daftar Lagu Daerah Di Indonesia

Lagu Daerah

Lagu Ampar-Ampar Pisang berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Selatan
Lagu Anak Kambing Saya berasal dari daerah / provinsi NTT
Lagu Angin Mamiri berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Selatan
Lagu Anju Ahu berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Apuse berasal dari daerah / provinsi Papua
Lagu Ayam Den Lapeh berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Barek Solok berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Batanghari berasal dari daerah / provinsi Jambi
Lagu Bolelebo berasal dari daerah / provinsi Nusa Tenggara Barat
Lagu Bubuy Bulan berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat Lagu Bungong Jeumpa berasal dari daerah / provinsi NAD
Lagu Burung Tantina berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Butet berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Cik-Cik Periuk berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Barat
Lagu Cing Cangkeling berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Dago Inang Sarge berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Dayung Palinggam berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Dek Sangke berasal dari daerah / provinsi Sumatra Selatan
Lagu Desaku berasal dari daerah / provinsi NTT
Lagu Esa Mokan berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Gambang Suling berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Gek Kepriye berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Goro-Gorone berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Gundul Pacul berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Haleleu Ala De Teang berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Fluhatee berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu llir-llir berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Indung-Indung berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Timur
Lagu Injit-Injit Semut berasal dari daerah / provinsi Jambi
Lagu Jali-Jali berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Jamuran berasal dari daerah / provinsi Jawa Tengah
Lagu Kabile-bile berasal dari daerah / provinsi Sumatra Selatan
Lagu Kalayar berasal dari daerah / provinsi Kalimatan Tengah
Lagu Kambanglah Bungo berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Kampung nan Jauh Di Mato berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Ka Parak Tingga berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Keraban Sape berasal dari daerah / provinsi Jawa Timur
Lagu Keroncong Kemayoran berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Kicir-Kicir berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Kole-Kole berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Lalan Belek berasal dari daerah / provinsi Bengkulu
Lagu Lembah Alas berasal dari daerah / provinsi NAD
Lagu Lipang Lipangdang berasal dari daerah / provinsi Lampung
Lagu Lisoi berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Macep-cepetan berasal dari daerah / provinsi Bali
Lagu Madedek Magambiri berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Malam Baiko berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Mande-Mande berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Manuk Dadali berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Ma Rencong berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Selatan
Lagu Mejangeran berasal dari daerah / provinsi Baii
Lagu Meriam Tomong berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Meyong-Meyong berasal dari daerah / provinsi Bali
Lagu Moree berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Na Sonang Dohita Nadua berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Ngusak Asik berasal dari daerah / provinsi Bali
Lagu Nuluya berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Tengah
Lagu 0 Ina Ni Keke berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Ole Sioh berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu 0 Re Re berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Orlen-Orlen berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu 0 Ulate berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Pai Mura Rame berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Pakarena berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Selatan
Lagu Palu Lempong Pupoi berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Tengah
Lagu Panon Hideung berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Paris Barantai berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Selatan
Lagu Peia Tawa-Tawa berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Tenggara
Lagu Pileuleuyan berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Pinang Muda berasal dari daerah / provinsi Jambi
Lagu Pitik Tukung berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Potong Bebek berasal dari daerah / provinsi NTT
Lagu Putri Ayu berasal dari daerah / provinsi Bali
Lagu Rambadia berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Rang Talu berasal dari daerah / provinsi Sumatra Barat
Lagu Rasa Sayang-Sayange berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Ratu Anom berasal dari daerah / provinsi Bali
Lagu Saputanga Bapuncu Ampat berasal dari daerah / provinsi Kalimantan Selatan
Lagu Sarinande berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Selendang Mayang berasal dari daerah / provinsi Jambi
Lagu Sengko-Sengko berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Sepakat Segenap berasal dari daerah / provinsi DI Aceh
Lagu Sinanggar Tulo berasal dari daerah / provinsi Sumatera Utara
Lagu Sing Sing So berasal dari daerah / provinsi Sumatra Utara
Lagu Sinom berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Sipatokahan berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Sitara Tillo berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Soleram berasal dari daerah / provinsi Riau
Lagu Surilang berasal dari daerah / provinsi DKI Jakarta
Lagu Suwe Ora Jamu berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Tahanusangkara berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Utara
Lagu Tanduk Majeng berasal dari daerah / provinsi Jawa Timur
Lagu Tanase berasal dari daerah / provinsi Maluku
Lagu Tari Tanggai berasal dari daerah / provinsi Sumatra Selatan
Lagu Tebe O Nana berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Tekate Dipanah berasal dari daerah / provinsi DI Yogyakarta
Lagu Tokecang berasal dari daerah / provinsi Jawa Barat
Lagu Tondok Kadindangku berasal dari daerah / provinsi Sulawesi Tengah
Lagu Tope Gugu berasal dari daerah / provinsi SulawesiTengah
Lagu Tumpi Wayu berasal dari daerah / provinsi KalimantanTengah
Lagu Tutu Koda berasal dari daerah / provinsi NTB
Lagu Yamko Rambe Yamko berasal dari daerah / provinsi Papua

from : organisasi.org

Welcome to JEO Musik

Mengulas berbagai artikel musik dan sejarah musik indo maupun manca dari berbagai sumber, download lagu mp3,lirik lawas maupun terbaru.